Sabtu, 03 Maret 2012

METODE POLLEN (PUNICA GRANATUM)



 Gambar Punica granatum

 Gambar Preparat Pollen Punica granatum

A.    Analisis proses

Dari pratikum dengan mengunakan preparat pollen punica granatum dimulai dari tahapan fiksasi dengan mengunakan FAA selama 24 jam yang bertujuan untuk memberikan perlakun tertentu terhadap elemen-elemen jaringan, terutama int sel,atau nukleusnya, sehingga dapat diawetkan dalam kondisi yang sedikit banyak mendekati keadaan aslinya. Tahap sekanjutnya adalah menganti cairan  dengan campuran asam asetat dibanding asam sulfat (18:2). Tahap selanjutnya adalah dengan memanaskan di water bath pada suhu 60 derajat selama 15 menit. Lalu mendinginkan di sentrifuge kembali.
Tahap selanjutnya adalah memindahkan kegelas benda untuk dilakukan dehidrasi dengan mengunakan alcohol 70%, 80%, 100% masing-masing selama 5 menit. Tahap dehidrasi dilakukan untuk membuang suatu yang tidak dikehendaki berupa sisa larutan, kotoran dan air yang keluar dari jaringan agar tidak dibawa pada tahap selanjutnya. Selanjutnya menetesi alcohol :xylol, 3:1, 1:1, 1:3 masing-masing selama 5 menit. Lalu menetesi lagi dengan xylol pertama selama 5 menit dan xylol kedua selama 5 menmit yang berfungsi untuk membasahi pollen dapat terlihat, terlebih dahulu kita mengosok perlahan-lahan benang sari sehingga dengan gosokan tersebut benang sari sedikit agar hancur.

B.     Analisis hasil

Pada pratikum pembuatan preparat  pollen punica granatum ini belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan foto pollen punica granatum semua bagian-bagian penyususn jarungannya belum terlihat jelas semua. Bagian-bagian yang terlihat dari gambar foto adalah sebagai berikut:
·         Penebalan sel merata
·         Dinding sel
·         Nucleus
·         Tube nucleus
Pada proses pewarnaan, hasil dari preparat kami menunjukkan pewarnaannya terlalu pekat. Sehingga untuk mengamati bagian-bagian lain sulit terlihat. Beberapa jaringan yang tidak terlihat ini disebabkan oleh proses yang kurang teliti baik pada saat pewarnaan , bias jadi fiksasiterlalu lama sehingga bagian-bagian lain melarut dan tidak nampak.

C.    Analisis kesalahan

Kesalahan yang paling mendasar adalah terbatasnya pengetahuan tentang umur fisiologi dari struktur suatu organisme, karena pada saat fiksasi waktu yang telah ditetapkan bukanlah ketetapan absolut dari suatu kekuatan organ tanaman. Oleh karena itu beberapa akibatnya larutannya berupa bagian sel, atau jaringan sehingga pada waktu pengamatan beberapa bagian yang tidak terlihat.
Kesalahan kedua adalah pada saat pewarnaan pekatnya pemberian konsentrasi zat warna akan mempengaruhi tingkat visualisasi.
Kesalahan ketiga adalah tidak terdapatnya S2T (sabar, teliti dan telaten) dari para pratikan sehingga kesalahan kecil tidak dapat dihindari seperti banyak bercanda dan kurang serius dalam melakukan pratikum.
Demi menunjang keberhasilan pembuatan preparat dari mulai tahap persiapan sampai labeling haruslah ditunjang dengan S2T (sabar, teliti dan telaten) pada tahap pengerjaannya. Pada dasarnya maksud pembuatan preparat adalah proses pengalian informasi tentang keseluruhan struktur suatu organisme yang mana mengambil salah satu bagian yang dapat mewakili dan memberikan informasi akurat tentang apa yang ada dari keseluruhan informasi tersebut. Kesalahan dari awal pengerjaan akan menjadikan kesalahan untuk semua tahap.